Pengertian Semen
Semen (cement)
adalah hasil industri dari paduan bahan baku:batu kapur/gamping sebagai bahan
utama dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir
berupa padatan berbentuk bubuk /bulk, tanpa memandang proses
pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air. Batu
kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa Calcium Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah liat
adalah bahan alam yang mengandung senyawa : Silika Oksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi
Oksida (Fe2O3)
dan Magnesium Oksida (MgO). Untuk
menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk
membentuk clinker nya, yang
kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari proses
produksi dikemas dalam kantong/zak dengan berat rata-rata 40 kg atau 50 kgPosedur analisis
ALAT dan BAHAN
Alat :
1.
Buret 50 mL
2.
Erlenmeyar 250 mL
3.
Labu ukur 500 mL
4.
Gelas piala 250 mL
5.
Gelas ukur 100 mL
6.
Pipet gondok 50 mL
7.
Pipet takar 100 mL
8.
Cawan porselen
9.
Corong
10. Klem
dan standar
11. Pendingin
tegak
12. Neraca
analitik digital
13. Furnace
Bahan
:
1.
Sampel
2.
Aquadest
3.
HCl 1:1
4.
Na2CO3
5.
Indikator MM
6.
NH4CO3
7.
R2O3
8.
KOH 3N
9.
Filtrat Btl
10. BaCl2
10 %
11. SnCl2
10 %
12. HgCl
7 %
13. Na2S
14. EDTA
15. Buffer
10
16. H3PO4
1:1
17. KMnO4
0,1 N
18. HClO4
60 %
19. SiO2
20. NH4OH
1:1
21. Murexid
22. Tri
etanol amin
23. Indikator
EBT
24.
Cara
Kerja Analisis Semen
1. Bagian
yang tidak larut didalam asam.
a) Ditimbang
sampel sebanyak 1 gram dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250ml
b) Ditambahkan
20ml aquadest dan 10ml HCl 1:1
c) Dipanaskan
samapai 15 menit kemudian ditutup dengan kaca arloji
d) Ditambahkan
1-2 tetes Indikator MM, ditambahkan dengan
HCl 1:1 tetes demi tetes sampai warna merah, ditambahkan 2 tetes
berlebih
e) Disaring
dengan kertas saring berpori sedang
f) Dicuci
endapan dengan aquadest panas sebanyak 10 kali sampai bebas Cl-
g) dimasukkan
kedalam cawan dan kemudian diarangkan
h) difurnacekan
dan kemudian didinginkan didalam decikator, lalu ditimbang sampai bobot
konstan.
2. Penetapan
SO2
a) Volume
filtrate dijadikan menjadi 200ml lalu dipanaskan
b) Ditambahkan
dengan 10ml BaCl2 10% panas secara perlahan-lahan
c) Disaring
endapan dan dicuci endapan dengan menggunakan aquadest panas sebanyak 10 kali
d) Dipijarkan
didalam furnace suhu 8000C didinginkan dan ditimbang sampai didapat
bobot konstan.
3. Uji
SIO2
a) Ditimbang
sampel sebanyak 1 gram, ditambahkan 10ml HCLO4 60%
b) Dipanaskan
sampai terbentuk uap putih kemudian dilanjutkan pemanasan selama 5 menit
c) Ditambahkan
5 ml HCl 1:1 dan 20ml aquadest panas sambil diaduk
d) Dicuci
endapan sebanyak 10 kali dengan menggunakan aquadest panas
e) Dimasukkan
endapan medalam cawan porselen kemudian diabukan
f) Dipijarkan
didalam furnace pada suhu 10000C
g) Didinginkan
kemudian ditimbang sampai di dapat bobot konstan.
4. Uji
R2O3.
a)
Dipanaskan filtrate SiO2 sampai
mendidih, ditambahkan 2 tetes indicator MM
b)
Ditambahkan NH4OH 1:1 sampai
warna merah menjadi warna kuning
c)
Dipanaskan lebih kurang 1 menit kemudian
dibiarkan endapan turun
d) Disaring
dan dibilas dengan endapan NH4OH panas sebanyak 10 kali
e)
Dimasukkan endapan kedalam cawan
porselen kemudian diabukan
f)
Didinginkan,setelah dingin ditimbang
sampai didapat bobot konstan.
5.
Uji Cao.
a)
Filtrat penetapan R2O3
dipaskan dengan aquadest sampai volum
labu menjadi 500ml
b)
Dipipet 50ml dan ditambahkan aquadest
150ml
c)
Ditambahkan Trietanol Amine 1:1 2ml dan
3ml KOH 3N
d) Ditambahkan
3 tetes indicator EBT ditritasi dengan EDTA 0,3N.
6.
Uji MgO
a)
Dipipet 50 ml filtrate dari R2O3
ditambahkan 100ml aquadest
b)
Ditambahkan 7ml larutan buffer 10 dan
ditambahkan 2-3 tetes NaS 10%
c)
Ditambahkan 3 tetes indicator EBT
ditritasi dengan menggunakan EDTA sampai didapat TAT dari warna ungu menuju ke
warna biru.
7.
Uji hilang pijar.
a)
Dipanaskan cawan porselen sampai bobot
konstan
b)
Ditimbang 1 gram sampel dan kemudian
diarangkan
c)
Dipanaskan didalam furnace pada suhu
10000 C, selama 15 menit
d) Didinginkan
didalam desiketor, kemudian ditimbang sampai didapat bobot konstan.
8.
Uji Fe2O3
a)
Ditimbang 1 gram sampel lalu dimasukkan
kedalam gelas piala 250ml
b)
Ditambahkan 50ml aquadest dan HCl 1:1
15ml
c)
Dipanaskan sampai mendidih, kemudian
ditambahkan SnCl2 sampai tidak berwarna
d) Didinginkan
kemudian ditambahkan HgCl2 jenuh 15ml dan ditambahkan 10ml H3PO4
e)
Distandarisasi dengan menggunakan KMnO4
0,1N.
9.
Standarisasi KMno4.
a)
Ditimbang asam oksalat
b)
Dilarutkan dengan aquadest didalam labu
ukur 100ml
c)
Dipipet 10ml larutan asam oksalat
ditambahkan 25ml H2SO4 4N dipanaskan pada suhu 700C
d)
Dititar dengan KMno4 sampai
TAT pink seulas.
10. Standarisasi
EDTA
a) Ditimbang
1 gram sampel CaCO3,dilarutkan didalam 100ml aquadest
b) Dipipet
10ml kemudian ditambahkan 25ml aquadest, 5ml buffer 10 dan indicator EBT
c) Ditritasi
dengan menggunakan EDTA (sampai TAT warna Biru).
REAKSI
1. BTL
H2SiO4
+ Na2CO3 Na2SiO4
+ Na4SiO4
2.
SO3
SO4
+ BaCl2 BaSO4 + 2 Cl-
BaSO4 menguap BaSO4(s)
3.
Fe2O3
Klinker
+ HCl FeCl2
+ FeCl3
FeCl3
+ SnCl2 2FeCl2
+SnCl4
SnCl2
+ 2HgCl2 SnCl4 + Hg2Cl2
4.
SiO3
Klinker
+ KClO4 FeCl3 + H2SiO3
+ H2O
5.
R2O3
FeCl3
+ NaOH F(OH)3 + NH4Cl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar